“Nda, ini pengalamanku yang paling berkesan hari ini”, kata Aro sambil menunjukkan gambarnya.

“Ini saat main Kim tadi ?” Aro mengangguk. Aro menggambar saat ia di pos Kim rasa pada kegiatan pramuka tadi. Pengalaman makan dengan mata ditutup dan disuapi oleh kakak-kakak yang menjaga pos membekas di ingatannya. Sesuatu yang beda, katanya. Dengan enteng dia bercerita merasa biasa saja di Kim mendengar dimana saya menjaga di sana. Melihat gambarnya, terlintas rasa sebal meski sekejap kemudian saya pun menertawakan diri sendiri. Duh…jebakan batmannya banyak menjadi ortu itu.

Menjadi Kim adalah tema kegiatan Aro dan teman-temannya di pramuka hari ini. Kegiatan yang melatih anak untuk mengenali lima indera manusia: melihat, meraba, merasa, mendengar, dan mencium. Anak-anak berjalan berkelompok mengunjungi satu per satu pos Kim. Tiap kelompok terdiri dari tiga anak. Kali ini Aro berkelompok dengan Kinan dan Bintang. Mereka akan mengindentifikasi apa yang dirasakan dengan kelima inderanya. Pos-posnya sendiri dijaga oleh kakak-kakak yang tak lain ortu mereka sendiri dan beberapa pak cik dari Ticket to Life (TTL).


Bagi kami para orang tua yang tidak mengirim anaknya ke sekolah formal, berkegiatan pramuka mengajarkan banyak hal. Salah satunya mengusahakan kegiatan kontinyu yang mampu melatih ketrampilan hidup dan peka kepada alam. Juga untuk mengajarkan kerjasama antar-anak. Tak ada nilai atau peringkat yang perlu direbut.

Kembali ke pramuka. Istilah Kim ini diambil dari nama seorang anak dari novel Rudyard Kipling dengan judul yang sama. Lengkapnya Kimball O’hara.  Seorang anak dari tentara Irlandia yang hidup di India. Namun, kedua ortunya meninggal dan Kim menjadi yatim piatu. Ia menjalani hidupnya sendiri. Mengemis makanan, keluyuran di setiap sudut kota, dan kehidupan bebas penuh masalah lainnya. Istilah Jawanya cul-culan. Sampai kemudian bertemu dengan Lama di depan Museum Lahore. Lama membutuhkan penerjemah dan cukup terkesan dengan kemampuan bahasa Kim sehingga mengajaknya dalam perjalanan ke Selatan.

Kim awalnya tidak tahu kalau ia berasal dari Irlandia. Ia menganggap dirinya sebagai anak India sebab mahir sekali berbahasa Urdu. Kim sangat cerdas. Dia memiliki kemampuan menyamar, mencari informasi, dan bersembunyi. Kemampuannya banyak dimanfaatkan oleh beberapa orang, termasuk seorang pedagang kuda. Saat mengetahui Kim melakukan perjalanan ke Selatan, si pedagang kuda ini tak melewatkan begitu saja kesempatan untuk memberi pekerjaan kepada Kim. Pekerjaan yang berbahaya sebenarnya karena Kim harus menjadi pembawa pesan rahasia kepada seorang Inggris. Untuk itu ia harus masuk ke wilayah yang dijaga tentara. Kim pun tertangkap. Namun, salah satu dari tentara Inggris yang ternyata teman ayahnya, mengenali Kim. Setelah meminta ijin kepada Lama, Kim pun dikirim ke sebuah sekolah yang layak untuk pendidikannya. Sejak itulah, kemampuan Kim berkembang pesat. Terutama pada hal-hal yang menyangkut kemampuan inderawi. Kim pun sempat menjalani pendidikan Super Special Spy Skills untuk tentara Inggris.


Kemampuan inderawi Kim inilah yang menjadi dasar kegiatan pramuka kali ini. Tentu saja tujuannya bukan untuk menjadikan anak-anak seorang mata-mata yang handal. Namun untuk mengetahui sejauh mana anak-anak mengenali sesuatu dengan inderanya. Jamak saat sekarang ini kita mengeluh kepada anak-anak yang cenderung cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya. Mengeluh atau istilah sekarang nyinyir jelas tidak menyelesaikan masalah. Meski sederhana, kami memilih untuk membiasakan anak-anak peka dengan inderanya dengan kegiatan ini. Ternyata, reaksi anak-anak beragam meski semuanya bersemangat.

Bagi sebagian mereka, ini pengalaman pertama. Saat mereka harus menggunakan indera perasa untuk menebak makanan yang dimakan dengan mata ditutup, melihat sekejapan beragam benda lalu menebaknya untuk indera melihat, merasakan sesuatu halus-kasar-dingin-berbulu di kantong misteri untuk indera meraba, membaui bau-bauan dari benda-benda yang sebenarnya ada di dapur semua, dan menebak bunyi-bunyian yang beragam.

Banyak diantara mereka pun yang kebingungan dan penasaran dengan sesuatu yang sebenarnya ada di dekatnya. Seperti beberapa anak yang kebingungan antara suara ayam atau bebek, aroma jahe atau jeruk, dan rasa lada atau asam. Bagi kami, memberi mereka pengalaman dan memunculkan keingintahuan adalah yang utama. Bukan masalah salah benar atau bahkan mencari siapa yang paling mahir.

Terkadang anak-anak mendapatkan pemahaman dan inspiprasi dari kejadian atau barang yang tidak kita duga. Seperti pada Aro ketika saya tanya tentang kesannya pada kegiatan ini. “Seru juga kegiatan bertiga. Biasanya aku satu team dengan Kinan saja tetapi tadi ada Bintang. Kinan menulis, aku dan Bintang yang bertugas menebak. Excited tapi kadang bingung juga,” katanya.

6 Komentar