“Bunda, bunda ada dimana ?” suara Si Bocah memanggil ketika masuk rumah. Ketika melihat saya, dengan gembira dia berkata, “Ada kejutan untuk Bunda”. Wajahnya tersenyum-senyum senang menyimpan rahasia dengan tangan tertekuk di belakang menyembunyikan sesuatu.

“Kejutan apa?”

“Tada!” dengan gembira ditunjukkan kejutannya. Saya melongo. Selusin janur ketupat bergoyang-goyang di depan wajahnya.

“Untuk apa ini ?”

“Untuk membuat ketupat”. Jawaban yang membuat saya menghela nafas. Reaksi keliru sebab Si Bocah langsung berwajah muram menangkap ketidaksetujuan saya. “Aku mau membuat ketupat, Nda”.

Hm... saya pun cepat mengubah raut muka menjadi lebih ceria. “Baiklah. Kita akan membuat ketupat. Ide siapa tadi membeli janur?” tanya saya menelisik sambil melirik ayah Si Bocah.

Dugaan saya mengarah ke Si Ayah. Bukan tanpa alasan berprasangka hehehehe. Selalu ada saja sesuatu yang di luar rencana dibeli ketika mereka berdua bertugas belanja. Barang-barang yang kadang aneh atau menarik perhatian mereka. Pagi ini, kebetulan Ayah dan Si Bocah yang belanja sayur mayur. Janur tidak masuk dalam daftar belanja (nah, jadi curhat kan?)

“Aku juga mau ketupat kok, Nda. Bukan ayah saja”, bela Si Bocah.

Akhirnya, saya pun mencoba mencari tahu bagaimana memasak ketupat. Kalau makan ketupat saya senang dan sering sekali, namun memasaknya belum pernah hehehehe. Demi Si Bocah, baiklah kita buka andalan kita, cookpad.

“Bunda sedang melihat internet untuk memasak ketupat, ya?” saya mengangguk. “Yangti dan Mbah Purwodadi bisa lho Nda, masak ketupat. Tidak melihat internet”.

“Iya. Bunda harus belajar dulu karena belum pernah membuatnya. Nanti dibantu ya?”

Selama setengah jam, kami sibuk. Janur, beras, dan daun pandan. Si Bocah ikut berproses bersama saya. Mencuci beras kemudian mentiriskan. Mencuci janur dan daun pandan. Memasukkan beras ke dalam janurnya sebanyak ¾ bagian dan merebusnya di penanak nasi selama 2 jam.

Sepanjang melakukan kegiatan, kami ngobrol. Awalnya tentang janur yang merupakan daun kelapa yang masih muda, beralih ke ketrampilan orang bisa mengubah bentuk janur yang panjang menjadi wadah indah bernama ketupat dan lidinya bisa dibuat sapu. Tentang kenapa pak sayur menjual janur sekarang sampai  hari raya qurban esok hari.

Kegiatan sederhana yang kami biasakan sejak Si Bocah masih belum bisa bicara. Ngobrol. Bercerita tentang apapun dengan santai dan saling mendengarkan. Kebiasaan yang membawa Si Bocah selalu bercerita tentang apapun yang dilakukan dan ditemuinya setiap hari.

Tidak terasa, dua jam berlalu, ketupat sudah matang. Harumnya menguar kemana-mana. Bersemangat sekali Si Bocah melihat hasil kerjanya. Dimakan dengan lahap hanya dengan martabak kegemaran. Tidak mau menunggu bel berbunyi dan seseorang mengantar opor ayam sebagai pelengkapnya hehehehehe.

Selamat Hari Raya Idul Qurban
Jangan lupa untuk bercanda dan ngobrol dengan anak-anak kita.

0 Komentar