Berkirim Surat ke Kakek Nenek
‘Nda, bolehkah aku mengirim
surat juga ?’ tanya Si Bocah menghampiri saya.
‘Surat ?’ Si Bocah
mengangguk. Dia kemudian menjelaskan kalau ingin mengirim surat juga seperti
ayahnya. Saat itu, si ayah sedang sibuk mempersiapkan dokumen yang akan dikirim
ke seorang teman. Saya pun mengangguk dan menanyakan dia ingin berkirim surat
kemana ?
‘Yangkung dan Yangti’,
jawabnya pasti.
Ide yang muncul karena
melihat aktivitas ayahnya itu pun kami wujudkan.
Kami kemudian berunding apa
yang akan dikirim ke kakek neneknya sebab Si Bocah belum bisa menulis kecuali
nama dan beberapa kata saja. Kami bersepakat mengirim beberapa foto saat
bersama-sama di Semarang kemarin dan sebuah gambar yang dibuat oleh Si Bocah
tentang Yangkung dan Yangtinya.
Menarik melihat
antusiasmenya. Menyiapkan kertas berikut krayon dan membuat gambar kakek
neneknya. Gambar anak balita tentang ingatannya terhadap kakek dan neneknya. Coretannya dominan dengan warna ungu kesukaannya meski ada beberapa
warna anjuran yang ditambahkan. Gembira memilih foto dan menungguinya selesai
dicetak oleh ayah. Bersemangat menulis namanya di amplop surat dan berangkat ke kantor
pos untuk mengirimkannya.
Di kantor pos, suasana cukup
ramai. Harus antri untuk beberapa saat tidak meredakan semangatnya berkirim
surat.
Berkirim surat untuk sebuah
kabar atau sekadar memberi sapa. Sebuah aktivitas menyenangkan namun sudah
langka sekarang ini. Jadi teringat dulu saat-saat bersemangat mengirim kartu
lebaran ke teman-teman dan bahagia luar biasa jika mendapat kartu ucapan yang
sama.
Teknologi berkembang pesat. Fungsi
surat sudah banyak tergantikan dengan surel atau juga pesan melalui gawai. Lebih
cepat, mudah, dan murah. Namun, Si Bocah belum tahu yang seperti ini.
Saya sendiri sempat
membayangkan bagaimana reaksi kakek neneknya menerima surat dari Si Bocah.
Mungkin kaget bercampur senang sebab tidak menduga cucunya yang hampir dua hari
sekali ditelfon itu akan berkirim surat berisi gambar mereka.
Ketika Si Bocah saya tanya
mengapa ingin berkirim surat ke Yangkung dan Yangtinya, dia menjawab ‘Agar
mereka senang. Sama seperti Bunda juga senang ketika menerima paket kan ?’
Kasih sayang memang bisa
berwujud apa saja, sesederhana apapun bentuknya seperti sebuah sapaan hai sekalipun, itu membahagiakan.
1 Komentar
Padahal baru empat tahun ...
BalasHapus