Pagi cerah. Perbekalan sudah siap. Saya dan Si Bocah dengan penuh semangat  berangkat bermain ke RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Biasanya kami bermain di RPTRA Ciganjur, namun kali ini  ke RPTRA Cendekia di  daerah Jagakarsa juga. Kami harus menempuh jarak 7km lebih dengan ojek on line dan kerap terjebak macet di beberapa titik.
Namun, Si Bocah selalu senang dan bersemangat bila merencanakan pergi kesana sehingga jarak dan kondisi apapun tidak menjadi masalah. Saya pun begitu. Hati yang riang dan gembira menafikkan semua kendala. Dilakoni enteng saja.


Sesuai dengan namanya, tempat publik ini benar-benar menyenangkan dan ramah anak. Ramah anak disini berarti bisa diakses anak-anak dengan mudah dan jauh dari bahaya. Mainannya, buku-bukunya, tanaman herbalnya, ruangannya, sampai kamar mandi dan wastafelnya yang bisa dengan mudah dijangkau anak balita sekalipun.

Menemukan tempat seperti RPTRA ini serasa mendapat oase kegembiraan bagi saya, ibu dengan seorang bocah balita. Kami bukan warga DKI dan tidak tinggal di Jakarta. Selama dua tahun terakhir, kami tinggal di Depok, kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta.

Meski Depok mengusung slogan kota ramah anak, kami cukup kesulitan menemukan ruang publik yang nyaman. Ada Lembah Gurame dan Lembah Mawar memang, namun Si Bocah lebih memilih ke RPTRA.

‘Aku senang di sana. Banyak mainan, bisa berlarian sepuasnya juga bisa main hujan dengan teman-teman’.


Keceriaan dan semangat Si Bocah yang belum juga berusia 5 tahun dalam menempuh jarak yang cukup jauh hanya untuk mendapatkan tempat bermain yang sesuai dengan kebutuhannya membuat saya begitu berterima kasih dengan Gubernur Jakarta sekarang. Gubernur yang telah menyediakan dan membangun tempat menyenangkan penuh kebahagiaan di anak-anak yang bisa diakses oleh semua orang meski tidak ber-KTP DKI dengan gratis seperti saya.

Hari ini, di pagi yang cerah, kami bermain di RPTRA lagi. Tertawa senang, berlarian dengan gembira, menyapa petugasnya yang ramah, juga bahagia mengamati aneka tanaman yang ada.

Di tengah kebahagian tersebut, sebuah pesan masuk di gawai saya. Singkat namun membuat saya tertegun dan terdiam untuk beberapa saat.

‘Jangan sedih ya. Ahok divonis 2 tahun penjara dan langsung masuk Cipinang’.

Saya yang sudah memutuskan untuk tidak membuka sosial media atau situs apapun ketika sedang dengan Si Bocah, akhirnya memeriksa kebenaran pesan yang masuk. Ternyata pesan tersebut benar adanya.

Pandangan saya tertumpu pada sebuah plakat. Plakat peresmian tempat menyenangkan untuk anak-anak dengan segala fasilitasnya yang ditanda tangani oleh Basuki Tjahaya Purnama aka Ahok. Seorang pejabat publik luar biasa yang memenuhi hak anak-anak bermain dengan gembira dengan membangun tempat sekeren ini. Tidak hanya satu atau dua, namun banyak dan hampir di setiap kelurahan ada. Pejabat publik yang sekarang ada di Cipinang bukan karena korupsi namun lebih karena asumsi.

Saya sedih. Benar-benar sedih. Sempat sesengukan di rumah dan memerlukan waktu di dalam kamar mandi dengan kran air menyala cukup lama agar Si Bocah tidak mendengarnya.

Doa terbaik untuk Pak Ahok dan Bu Vero serta anak-anaknya. Saya yang bukan orang Jakarta namun telah banyak menikmati hasil kerja Bapak dan Ibu terutama segala fasilitas di RPTRA. Terima kasih Bapak Ahok dan Ibu Vero. Semoga, meski berganti pejabat publik, tempat-tempat publik ramah anak ini tetap terjaga kondisi dan kebersihannya sehingga tetap bermanfaat untuk semua.

Terima kasih, Pak Ahok !

0 Komentar