Pergi ke Monas
![]() |
foto : Sastri |
‘Aro sedang apa?’
‘Aku sedang menggambar
teman-temanku saat ke Monas’, jawab Si Bocah dan tetap asyik dengan spidolnya.
Membuat garis, lengkung, dan
titik di beberapa bagian. Kadang berbentuk sesuai dengan bendanya, kadang hanya
garis abstrak yang diandaikan mirip sesuatu. Si Bocah terlihat menikmati apa
yang dilakukannya. Membuat coretan sambil bercerita tentang kegiatannya kemarin
bersama teman-teman Kerlap. Cukup detail padahal sebagian besar yang
dilakukannya adalah berlarian kesana kemari.
Saya mendengarkan. Sesekali
bertanya. Membantunya menggambar benda yang diminta sebab dia kesulitan
mengingat atau menggambar bentuknya.
Beberapa waktu yang lalu, Si
Bocah pergi ke Monas. Berangkat dari Stasiun Depok Lama menggunakan KRL dan
turun di Stasiun Juanda yang dilanjutkan dengan naik Mpok Siti (city tour bus) dan turun di halte monas 2.
Si Bocah baru pertama kali
naik bus wisata ini. Bus berwarna biru dan bertingkat. Terlihat senang dan
bersemangat sekali. Apalagi duduk di atas dan melihat kendaraan yang berlalu
lalang di bawahnya. Di sepanjang perjalanan, bernyanyi the wheels on the bus sambil bertanya banyak hal.
Di Monas, bersama teman-temannya
pun tanpa mengenal kata lelah, berlari dengan energi penuh. Tertawa,
berkejaran, naik turun tangga, dan penasaran dengan yang dilihat (meski kerap
setelah bertanya kemudian cuek).
![]() |
Aneka tiket yang kami gunakan |
Hanya bermain ? Hanya
berlarian ? Hanya tertawa-tawa ? Tidak belajar ?
Anak-anak adalah ciptaan
Tuhan yang luar biasa. Meski sepertinya terkesan acuh dan lebih banyak
berlarian kesana kemari, mereka pun belajar. Mereka melihat dan memahami
sekaligus merekam.
Setiap anak sangat mungkin
memiliki rekaman kenangan berbeda-beda dari kegiatan ini. Ada anak yang
menikmati mendengarkan cerita dari diorama yang ada, ada anak yang senang
dengan perjalanan naik busnya, ada pula ternyata yang sibuk menghitung jumlah
tangga di ketika turun dari puncak monas atau bahkan ada anak yang senang saja
bertemu teman-temannya atau sekedar berlarian di lorong bawah tanah Monas.
Pengalaman dan kenangan. Dua
hal yang kami memang ingin Si Bocah mendapatkannya. Tidak melulu pengalaman
menyenangkan dan tidak selalu ke tempat-tempat mahal. Kemana pun tidak masalah.
Asal tidak sekedar jalan. Asal tidak sebatas berfoto-foto ria. Asal tidak
sekedar berlalu begitu saja.
Sebagai ortu yang memilih
mendidik anak secara mandiri, kita pun perlu membungkus setiap kegiatan dengan
lebih bermakna. Ngobrol dan ngobrol dengan anak-anak (bukan ceramah
atau nasehat ya, bisa mules mereka
hehehe). Meski pun kegiatan itu tentang keseharian atau pun sebuah perjalanan.
Belajar di manapun. Belajar dengan
siapapun. Belajar dengan gembira dan menyenangkan.
"Otak bayi tidak dapat belajar sampai dia merasa aman"
- John Medina, 'Brain Rules for Baby' -
0 Komentar