Menjalin Pertemanan Melalui Playdate
‘Lihat, Nda! Aku bisa
menggunting friends juga’, seru Si
Bocah sambil menunjukkan hasil guntingannya. ‘Bagus, ya ? Banyak
teman-temannya.’
Saya mengiyakan sambil
bertanya siapa nama teman-temannya. Si Bocah pun menyebut teman-temannya playdate. Ah, kegiatan bermain bersama
seminggu sekali itu ternyata membawa kesan menyenangkan baginya.
Teman-teman yang menyenangkan.
Meski pun balita, mereka bisa berinteraksi bersama walaupun kerap asyik dengan
kegiatannya masing-masing. Namun mereka saling mengenali. Mampu menunjukkan
teman mana bernama Aro, Gibral, Altha, Shamila, atau Abang.
Kebetulan tempat kami
bermain bersama ada di Ciganjur. Cukup jauh dari Depok memang. Teman-teman
menyenangkan dan cocok buat Si Bocah, persamaan persepsi pola pengasuhan dan
mendidik anak, juga tempat yang nyaman untuk berkegiatan adalah sebagian alasan
mengapa saya dan Si Bocah asyik-asyik saja ke sana.
Setiap playdate, Si Bocah selalu bersemangat. Hujan, mendung, atau cerah
tidak ada masalah baginya. Yang penting ibunya tidak lupa membawa baju ganti
agar bebas bermain kotor-kotor, bekal banyak agar bisa bermain lebih lama, juga
air minum dan payung.
Memutuskan mengasuh dan mendidik
anak secara mandiri memberi konsekuensi dan pilihan-pilihan bagi saya. Hidup di
daerah urban berbeda dengan hidup di daerah perdesaan. Teman dan pertemanan memiliki
seninya masing-masing.
Pertemanan seusia di daerah
urban kerap kali didapat anak-anak di sekolah daripada lingkungan tempat
tinggalnya. Karena tidak bersekolah, maka saya dan Si Bocah pun menjalin
pertemanan dengan berkomunitas atau playdate.
Sama-sama usia balita. Sama-sama tidak bersekolah formal. Sama-sama ingin
memiliki teman dan pertemanan yang sehat dan saling menguatkan.
Kegiatan bermain ini pun
kami rancang bersama-sama. Secara bergantian, para ortu menjadi fasilitator. Berkegiatan
bersama yang terprogram untuk mengasah kemampuan anak. Biasanya hanya 15 menit
selanjutnya adalah bermain bebas sesuai dengan minat masing-masing. Di saat-saat
bebas bermain itulah, kami para ortu curcol
ditemani makanan ringan hehehehehe.
0 Komentar