Salah satu tempat favorit ketika bermain bersama sekaligus dekat dengan alam adalah Kebun Raya Bogor. Hampir dapat dipastikan dalam sebulan minimal sekali ke sana. Naik KRL dari Depok turun di Stasiun Bogor dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Kami jarang sekali naik angkot. Selain jaraknya yang cukup dekat dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki, trotoar menuju Kebun Raya pun cukup luas dan nyaman dilalui. Sepanjang jalan, banyak sekali penjual yang menawarkan aneka rupa barang, meski kebanyakan yang dijual adalah makanan.


Menyusuri jalan menuju Kebun Raya, selalu ada percakapan seru dengan Si Bocah. Melihat di sana, mengamati di sini, ataupun bertanya ini apa dan itu apa. Tidak jarang, di tengah jalan kami berhenti hanya untuk mengamati sesuatu seperti logo merk mobil atau juga menara yang terlihat.

Berkegiatan dengan Si Bocah membuat kami belajar tidak bergegas. Kami pun lebih peka dan perhatian dengan sekitar. Meski tujuannya ke Kebun Raya, sepanjang perjalanan adalah ruang bebas untuk diamati, ditanyakan, atau juga didiskusikan.

Ngobrol adalah satu hal yang kami terus biasakan bersama Si Bocah.  Kami pun mendengarkan dan menghargai pendapatnya.

Seperti kali ini. Meski pun tujuannya ke Kebun Raya, namun kami paham kalau pilihannya selalu bermain di tempat yang sama. Taman luas di depan Kantor LIPI dengan banyak pohon pinang. Kami akan berada di sana sampai Si Bocah bosan dan setelah itu berjalan memutar untuk pulang.
Sejak pertama kali datang, tempat inilah yang dituju. Menolak untuk mencoba naik bus wisata atau pun mencari tempat yang lain.    

‘Mengapa ?’ tanya saya saat itu.

‘Banyak orang dan banyak sampah berceceran’, jawab Si Bocah singkat  kembali mengejar bola yang dilempar ayahnya.

Tempat kami bermain memang bukan spot pilihan orang-orang pada umumnya kalau ke sini. Tidak ada sesuatu yang instagrammable. Namun, disitulah senangnya. Tempat seluas itu bisa kami jelajahi bertiga. Berlarian mengejar bola sambil bertelanjang kaki, melihat semut membawa remah roti masuk ke lobangnya, atau juga bermain pelepah pinang.

Si Bocah menikmati sekali dengan permainan ini. Permainan yang kami lakukan juga dulu di masa kecil. Duduk di bagian pelepah yang lebar, berpegangan erat ke tangkainya, kemudian ditarik. Tertawa gembira dan berteriak keras saat  terjatuh. Senang, seru, dan deg-degan tetapi selalu diulang-ulang.


Sempat pula membuat percobaan berat ringan dengan permainan ini. Menunjukkan bagaimana Si Bocah tidak kuat menarik Ayah sebab berat dan bisa dengan mudah menarik bola atau kotak makan karena ringan. Penemuan yang bagi Si Bocah menarik sehingga dengan senang dilakukan berkali-kali. Ah, ternyata memang bahagia itu sederhana. Belajar dan bermain itu pun bisa dimana saja.

0 Komentar