Bukan Tidak Tertarik, Namun Perlu Waktu
Ha? Sudah ? Ayah terlihat
kaget ketika Si Bocah dengan santai bilang dia selesai mewarnainya dan beranjak
pergi. Belum ada 5 menit mereka beraktivitas bersama. Kehebohan untuk persiapan
kegiatan yang dilakukan memerlukan waktu lebih dari 5 menit. Jelas saja Ayah
kaget. Raut kecewa bercampur tidak berdaya terlihat jelas.
Sebagai ibu Si Bocah, saya
cuma tersenyum dan angkat bahu. Geli sekaligus agak iba juga melihatnya. Teringat
bagaimana percaya dirinya Si Ayah ketika memutuskan menemani Si Bocah
berkegiatan. ‘Pasti akan senang dan lama. Lihat saja!’
Si Bocah sudah memasuki usia
3 tahun. Kami mengamati kalau dia bertipe anak yang tidak mudah tertarik pada
sesuatu ketika pertama kali melihat atau melakukannya. Perlu waktu untuk dia
merasa aman dan nyaman. Kesan yang terlihat adalah sikapnya acuh dan nyaris
tidak tertarik. Kalau pun mau berkegiatan, hanya sebentar seperti tadi. Ada
kecenderungan melankolis meski kerap pula menunjukkan sikap bila tidak setuju
dengan sesuatu.
Si Ayah sempat khawatir.
Apakah tidak apa-apa ? Biasanya kan
anak-anak suka mewarnai ? Nah... nah. Alarm berbunyi nih.
Mengingatkan kembali kalau
tidak bisa mengukur kemampuan seorang anak dengan anak yang lain. Setiap anak
memiliki potensi dan kelebihan masing-masing. Tidak bisa disamaratakan. Kita
tidak bisa melihat ikan itu pandai berenang dengan memintanya untuk memanjat
pohon. Mendengar sanggahan saya yang lumayan panjang, Si Ayah angkat tangan
sambil nyengir (antara menyadari
kekeliruannya atau malas ribut ya hehehee).
Bagi saya, memang kondisi Si
Bocah tidak ada masalah. Normal saja. Si Bocah suka bermain warna. Tetapi
memang fokusnya tidak ke kegiatan mewarnai. Si Bocah lebih tertarik mencampur
warna dan melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Setiap diajak mewarnai,
hanya mau sebentar dan terlihat asal-asalan kemudian warna-warna yang ada
dicampur. Akan berteriak-teriak kegirangan bila warna-warnanya itu berubah.
Percampuran warna itu selalu
berakhir dengan warna hitam sebagai penutupnya. ‘Kok hitam ?’ tanya saya suatu
kali. ‘Iya, karena sudah malam jadi selesai’, saya pun terdiam. Kaget dengan
simpulannya tentang malam dan hitam.
Kegiatan mewarnai ini muncul
kembali dua bulan ini. Atas permintaan Si Bocah sendiri yang bilang ingin
mewarnai. Setelah mendengarkan cerita dari buku Draw Me a Star kiriman Mbak Ida.
Buku bagus dan menyenangkan. Warna-warnanya indah, menarik, dan tidak umum.
Meski lebih banyak gambar dan sedikit sekali kalimat yang ada, namun ternyata
kami bisa bercerita banyak bersama-sama. Diulang berapa kali pun, Si Bocah
selalu seru dan menikmatinya.
Awalnya, Si Bocah meminta
saya untuk membuat sebuah bintang yang besar di kertas manila. Kemudian dia warnai
memakai pewarna makanan dengan menggunakan bubble
wrap. Terlihat menikmati sekali. Sambil sesekali bernyanyi menirukan lagu
yang saya putar. Kami biasa berkegiatan sambil mendengarkan musik.
Si Bocah mampu menyelesaikan
mewarnai satu bintang. Waw...sekali melihatnya (Setelah sekian lama tidak
tertarik dengan warna mewarnai). Setelah kering, saya gunting dan tempel di
dinding. Terlihat senang sampai meminta difoto di sebelahnya. Namun sesaat
kemudian, dia muram. ‘I’m sad, mommy’.
‘Kenapa?’ Si Bocah pun
bilang kalau bintangnya bagus dan besar namun kesepian. Tidak ada temannya. Oh
la la!
Jadilah kami kemudian
membuat bintang-bintang lebih kecil untuk teman-temannya. Dengan antuasias Si
Bocah mewarnainya. Kali ini menggunakan cat dan kuas juga sesekali memakai
tangannya. ‘Aku senang, Bunda. Bintangnya juga senang karena temannya banyak.
Terima kasih, ya.’
Senang sekali mendengarnya.
Terima kasih juga, Nak. Berkegiatan denganmu mengajarkan banyak hal pula di
Bunda. Kamu unik. Setiap anak juga unik. Ketika melihat cat berwarna-warni, hampir
semua anak gembira. Namun ternyata ketertarikannya bisa sangat berbeda.
Membayangkan serunya sekelompok anak-anak yang bebas dan asyik bermain warna bersama-sama
dengan beraneka ragam kegiatan, tidak melulu mewarnai saja.
0 Komentar